Kenapa
matematika jadi pelajaran yang paling ditakuti anak sekolah? Rasa takut atau
phobia matematika (mathematics anxiety) sebenarnya cukup
umum terjadi. Kata ‘Phobia’ berasal dari istilah yunani ‘phobos’ yang berarti
lari, takut, panic. Phobia adalah ketakutan yang luar biasa tanpa alas an
tertentu atau situasi yang tidak masuk akal. Sesuai dengan namanya phobia
matematika adalah orang yang memiliki ketakutan, ketidaknyamanan, tidak
menyukai, dan ingin menghindari segala persoalan yang berhubungan dengan
matematika.
Lalu,
dari manakah rasa takut matematika ini berasal? Phobia disebabkan karena pernah
mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan
malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Melihat
gejalanya, phobia matematika sebenarnya sangat mirip dengan demam panggung
(stagefright). Mengapa seseorang menderita stagefright? Takut ada yang tidak
beres di depan orang banyak? Takut dinilai buruk? Takut akan benar-benar
kosong? kecemasan terhadap matematika memunculkan rasa takut dari beberapa
tipe. Rasa takut yang satu tidak akan dapat mengerjakan matematika atau rasa
takut lain yang terlalu keras atau ketakutan akan kegagalan sering berasal
kurang percaya diri. Ahli Matematika ITB Iwan Pranoto menyebutkan bahwa,
masalah fobia matematika kerap dianggap sangat krusial dibandingkan bidang
studi lainnya karena sejak SD bahkan TK, siswa sudah diajarkan matematika.
Kalau fisika, baru diajarkan di tingkat SMP. Karena itu, fobia fisika menjadi
tidak begitu krusial dibandingkan matematika. Apalagi Kimia yang baru diajarkan
ketika tingkat SMA.
Selain
itu ketakutan yang sebenarnya dari pelajaran matematika adalah anak takut jika
jawaban yang didapatkannya salah, karena jawaban yang salah berarti kegagalan
sehingga anak dituntut untuk selalu bisa memberikan jawaban yang benar. Padahal
jawaban yang salah bukanlah suatu kegagalan, tapi justru bisa membuat anak
lebih memahami konsep matematika dan menganalisis pikirannya.
Guru
yang mengajar pun sebaiknya tidak langsung memarahi sang anak jika jawaban yang
diberikan salah, karena tidak semua anak punya motivasi yang tinggi setelah
dimarahi. Beberapa anak justru akan semakin takut dan membenci pelajaran
tersebut. Jika anak terlalu takut dengan matematika bisa memicunya memiliki
gangguan matematika (mathematics disorder) yaitu kondisi dimana anak
memiliki kemampuan matematika rendah atau di bawah kemampuan normal anak
berdasarkan usia dan tingkat pendidikannya.
Menurut
Russel Deb (about.com) dalam yashmatika6069.blogspot.co.id. menyebutkan bahwa
biasanya rasa takut ini berasal dari pengalaman yang tidak menyenangkan dalam
pelajaran matematika. Fobia matematika juga dapat disebabkan oleh rendahnya
kualitas pembelajaran matematika dan kurangnya latihan soal-soal matematika.
Sebagaimana
kita ketahui bersama, siswa kerap kali memiliki ketergantungan yang luar biasa
terhadap prosedur matematika sebagai suatu cara untuk memahami matematika.
Padahal ketika seseorang mencoba menghafal prosedur, aturan dan langkah-langkah
penyelesaian soal tanpa memahami banyak hal, matematika sendiri akan cepat dilupakan
dan timbul keraguan.
Pikirkan
matematika sebagai menghafal semua prosedur – bagaimana jika Anda
lupa beberapa? Oleh karena itu, dengan jenis strategi memori yang baik akan
membantu, tapi, bagaimana jika Anda tidak ‘memiliki ingatan yang baik. Memahami
matematika sangat penting. Setelah siswa menyadari bahwa mereka dapat melakukan
matematika, gagasan seluruh kecemasan matematika dapat diatasi. Guru dan orang
tua memiliki peran penting untuk menjamin siswa memahami matematika yang
disajikan kepada mereka.
Cara
mengatasi rasa takut terhadap matematika seseorang harus membentuk enam sikap diri
sebagai pembelajar;
1. Sikap positif akan membantu. Namun,
sikap positif datang dengan pembelajaran yang berkualitas untuk memahami yang
sering tidak terjadi pada pembelajaran matematika dengan pendekatan tradisional
2. Ajukan pertanyaan, menentukan untuk
meningkatkan pemahaman konsep matematika. Jangan puas dengan sesuatu yang
kurang selama pembelajaran. Mintalah ilustrasi yang jelas dan atau demonstrasi
atau simulasi.
3. Praktek atau latihan soal secara
teratur, terutama bila Anda sedang mengalami kesulitan pada konsep tertentu.
4. Ketika Anda benar-benar tidak dapat
memahami matematika sama sekali, sewalah seorang tutor atau belajar kelompok
dengan orang-orang yangbenar-benar memahami matematika. Yakinlah bahwa Anda
dapat menyelesaikan soal matematika sesulit apapun, hanya terkadang soal itu
mengambil pendekatan yang berbeda bagi Anda untuk memahami beberapa konsep.
5. Jangan hanya membaca catatan-catatan
Anda untuk memahami konsep matematika. Memahami konsep matematika membutuhkan
latihan rutin dan pastikan Anda dapat jujur menyatakan bahwa Anda memahami
apa yang Anda lakukan.
6. Jadilah gigih dan tidak lebih
menekankan kenyataan bahwa kita semua membuat kesalahan. Ingat, beberapa
pembelajaran yang paling kuat berasal dari membuat kesalahan.
Satu
hal lagi yang tidak kalah penting dan harus difahami oleh siapapun yang ingin
menguasai konsep matematika. Ingatlah bahwa matematika adalah ilmu abstrak,
karena memang begitu adanya. Hampir bisa dipastikan bahwa konsep-konsep
matematika adalah konsep yang abstrak. Akan tetapi, perlu pula diingat
bahwa dalam tahapan-tahapan tertentu, setiap manusia juga mampu
memahami sesuatu yang abstrak, walau pun tentunya sesuai dengan tingkat
kecerdasannya masing-masing. Ada yang begitu cepat menangkap, tetapi ada pula
yang sangat lamban menangkapnya.
Sementara
untuk alasan kedua, adalah faktor guru pengajar. Menanggapi hal itu,
ingatlah, “Guru juga manusia!” Seandainya tidak puas dengan guru di dalam
kelas, bertanyalah kepada guru lain di luar kelas atau di luar sekolah kita.
Kemanapun kita pergi, kita masuk, kita lakukan, butuh matematika. Jangan pernah
menyerah, untuk mengurangi rasa takut yang yang berlebihan ( phobia
) terhadap Matematika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar